skip to main |
skip to sidebar
5 Produk Indonesia yang mampu kalahkan China
China kini menjelma menjadi salah satu negara kekuatan ekonomi dunia. Ekonomi China sangat mengandalkan sektor industri. Dengan produk-produk yang dihasilkan di dalam negeri, China berambisi menjadi penguasa perdagangan dunia.
Produk-produk China tersebar hampir di penjuru dunia. Mulai dari yang harganya murah, hingga yang mahal. Salah satu negara yang paling banyak mendapat pasokan produk China adalah Indonesia.
Pemerintah Republik Rakyat China (RRC) mengakui Indonesia sebagai mitra dagang yang sangat menguntungkan. Sebab, produk China membanjiri pasar Indonesia. Beberapa waktu lalu, Ketua Persatuan Pengusaha Tionghoa Indonesia, Richard Tan, mengakui jika produk-produk China berharga murah. Keunggulan dari segi harga ini yang akhirnya digunakan sebagai senjata untuk menarik perhatian pembeli.
China saat ini juga memasuki pasar manufaktur maju, seperti otomotif, elektronik, dan teknologi informasi. Richard menilai, selain variasi harga, produk dari Negeri Panda itu di masa depan akan menguasai pasaran dunia karena mudah dipakai konsumen.
China seolah ingin menunjukkan, produknya bisa menjadi raja di Indonesia. Namun, di balik itu, ada beberapa produk Indonesia yang berhasil mengalahkan atau diprediksi bakal mengalahkan produk asal China. Merdeka.com mencoba merangkumnya.
1. Otomotif
Beberapa waktu lalu, Wakil Presiden Boediono sangat yakin pertumbuhan industri otomotif Indonesia bisa melebihi negara-negara yang kini menjadi raja sektor otomotif semisal China atau Thailand.
"Pertumbuhan penjualan otomotif Indonesia sekarang lebih tinggi daripada China. Ke depan, melihat kinerja ekonomi, kita optimistis bisa lebih unggul pada tahun-tahun mendatang," ujar Boediono .
Keyakinan tersebut didasarkan atas kinerja penjualan mobil di dalam negeri yang mampu menembus angka 1 juta unit pada tahun lalu. Otomatis, ini menandakan tumbuhnya kinerja sektor otomotif nasional.
2. Herbal
ndonesia termasuk salah satu negara yang masih mempercayai pengobatan tradisional untuk pelbagai penyakit. Di dalam negeri, banyak ditemukan obat herbal dari tumbuh-tumbuhan. Namun, obat tradisional ini kalah pamor akibat gempuran produk herbal dari China yang juga terkenal akan khasiat dan keampuhannya.
Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki potensi kekayaan herbal terbesar nomor 2 setelah Brazil. China ada di peringkat ketiga negara dengan potensi herbalnya.
3. Bulu mata palsu
Orang asing ternyata lebih menyukai bulu mata palsu buatan Indonesia ketimbang China. Soalnya, bulu mata palsu Indonesia dibuat dengan tidak menggunakan mesin, sehingga menyerupai aslinya.
"kalau di China sana menggunakan mesin, terlihat palsunya dan terlalu rapi makanya tidak banyak disukai," kata Pukar Rahmawati, perajin bulu mata palsu asal Purbalingga saat berbincang dengan merdeka.com di Trade Expo Indonesia (TEI) 2013, Jakarta, Sabtu (19/10).
Bulu mata palsu Indonesia banyak diminati oleh negara yang masyarakatnya gandrung akan fashion. Diantaranya, seperti Korea, Jepang, China, Malaysia dan Thailand. "Negara itu yang permintaannya terbesar."
4. Batik
Penerapan perjanjian perdagangan bebas masih menyisakan pro-kontra di kalangan pelaku usaha dalam negeri. Kekhawatirannya mengarah pada persaingan produk dengan negara lain. Salah satu yang diandalkan Indonesia adalah batik, sebagai produk khas Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO.
Di tengah pasar bebas, produk batik Indonesia bakal bersaing dengan produk batik dari negara tirai bambu yang juga mulai membanjiri pasaran.
Perajin batik terus mencoba mengantisipasi segala tantangan dan bertahan dari gempuran produk China yang kini terus membanjiri pasaran. Para perajin berusaha memproduksi batik dengan corak dan motif yang tidak bisa ditiru oleh China. Hasilnya, perajin mampu bertahan serta bersaing dengan produk batik China.
5. Akuakultur
Industri akuakultur Indonesia atau industri budidaya air kembali berpotensi menjadi pesaing China yang kini menguasai pasar dunia. Dulu, Indonesia pernah menjadi raja di sektor industri ini.
"Di tahun 1949 produksi akuakultur Indonesia menguasai dunia. Saat itu produksi perikanan kita 22.000 ton per tahun sedangkan China hanya 20.000 ton," kata Staf pengajar Departemen Budidaya Perairan Fakultas Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Enang Harris.
Keberhasilan China di pasar dunia masih baru bila dibandingkan Indonesia yang sudah lebih dahulu menguasai pasar internasional. China terus meningkatkan produksi perikanannya hingga mampu menguasai dunia. "Sekarang situasinya berbalik, produksi Indonesia hanya 7 juta ton sementara China 50 juta ton," katanya.
0 comments:
Post a Comment